1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN
Mulailah dengan Basmallah Bekerja dengan Senyuman Raihlah Kelezatan Iman Tuk Bekal Hari Kemudian
1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, telah hadir blogg "Komunitas Perawat Muslim", yang menjadi media informasi dan komunikasi. Semoga kehadirannya bermanfaat. Selamat bergabung....
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
AKHIR UJUNG SYARAF BEBAS
Pendahuluan
Pengkajian fisik keperawatan pada klien dalam kondisi sehat-sakit penting dilakukan oleh perawat untuk menentukan data subjektif dan data objektif yang akan dipergunakan dalam merumuskan Diagnosa dan Rencana Asuhan Keperawatan.
Proses pengkajian fisik keperawatan meliputi tiga tahap :
1. Wawancara (Interview)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pendokumentasian : yang meliputi tahapan perumusan diagnosa
keperawatan, tujuan dan rencana intervensi keperawatan.
1. Wawancara (Interview)
Tujuan dari wawancara adalah untuk merumuskan data base yang lengkap yang nantinya berhubungan dengan data sekarang dan masa lalu status kesehatan klien, yang nantinya membantu perawat menyusun Asuhan keperawatan dan membina hubungan saling percaya (trust relationship) dengan klien. Hasil wawancara ini juga akan mampu menggali informasi tentang persepsi pasien terhadap kesehatan, perhatian tentang sehat-sakit dan kebutuhan penyuluhan kesehatan. Keberhasilan dalam wawancara sangat bergantung terhadap ketrampilan komunikasi keperawatan si perawat yang bersangkutan dan penerimaan klien, serta kondisi dan situasi lingkungan. Faktor yang mempengaruhi hasil suatu wawancara adalah : keterbatasan privacy, stress emosional dan fisik, hambatan bahasa dan adanya interupsi dari pihak lain.
Apabila tidak memungkinkan melakukan wawancara dengan klien, maka sumber data dapat diperoleh dari file/rekam medik, catatan keperawatan, dan riwayat pengobatan, penyakit dan dari keluarga.
Beberapa kriteria penting dalam wawancara meliputi : status kesehatan saat ini, keluhatan utama dan gejala yang dirasakan, riwayat penyakit masa lalu, riwayat sosial dan keluarga, manajemen pengobatan dan perawatan saat ini, persepsi tentang penyakit yang diderita dan pemahaman akan penatalaksanaan medis dan rencana keperawatan
Wawancara yang dilakukan hendaknya mengarahkan perawat untuk memudahkan dalam pengkajian fisik terkait dengan keluhan klien, sehingga terfokus kepada satu sistem tubuh yang terkena penyakit.
2. Pemeriksaan Fisik
Dari hasil wawancara maka perawat akan dapat lebih terfokus kepada satu sistem tubuh yang terkait dengan penyakit yang diderita klien. Ada 2 metode pendekatan dalam pemeriksaan fisik yaitu pendekatan sistem tubuh dan pendekatan head to toe (ujung kepala – ke kaki). Sangat direkomendasikan kita mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut Sangat baik jika kita sebagai perawat memulai pemeriksaan fisik dari kepala dan leher, kemudian ke dada, dan abdomen, daerah pelvis, genital area, dan terakhir di ekstremitas (tangan dan kaki). Dalam hal ini dapat saja beberapa sistem tubuh dapat dievaluasi sekaligus, sehingga pendokumentasiannya dapat dilakukan melalui pendekatan sistem tubuh
Tehnik yang dilakukan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Umumnya semua berurutan, kecuali pengakajian fisik di abdomen yang auskultasi dilakukan setelah inspeksi. Inspeksi dilakukan melalui pengamatan langsung, termasuk dengan pendengaran dan penciuman. Sedangkan palpasi dengan menggunakan tangan kita untuk merasakan tekstur kulit, meraba adanya massa di bawah kulit, suhu tubuh dan vibrasi/getaran juga dapat dipalpasi. Berbeda dengan perkusi yang digunakan untuk mendengar suara yang dipantulkan jaringan tubuh di bawah kulit atau struktur organ. Suara yang dihasilkan dari ketukan tangan kita dapat dinilai dari timpani atau resonan dan dull atau flat . Sedangkan auskultasi dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara organ tubuh, dan penting untuk mengkaji sistem pernapasan, jantung dan sistem pencernaan
Sedangkan kriteria pemeriksaan fisik yang penting adalah meliputi :
Tanda-tanda vital / vital sign (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah)
Observasi keaadaan umum pasien dan perilakunya
Kaji adanya perubahan penglihatan dan pendengaran
Pengakajian head to toe seluruh sistem tubuh dengan memaksimalkan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
Berikut ini merupakan detail pemeriksaan fisik, yang meliputi head to toe dan pendekatan sistem tubuh adalah :
a. Sistem syaraf pusat
1. Kaji LOC (level of consiousness) atau tingkat kesadaran : dengan melakukan
pertanyaan tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang
2. Kaji status mental
3. Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe dan
pengobatannya.
4. Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami gangguan.
Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakar/panas dan baal.
5. Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan dan
postur
6. Kaji adanya kejang atau tremor
7. Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhi SSP.